Tentang Aku, Kamu, Hujan dan Rinduku Dimasa Lalu

Sebuah coretan memory 2007 tentang aku, kamu, hujan dan tentang rinduku yang tertinggal dimasa lalu.
image_title_here
Taman Yayasan Buddha Tzhu Chi Cengkareng Jakarta Barat

Mungkin dunia mentakdirkan hubungan asmara kita diwaktu dulu tidak pernah tercipta sempurna. Ada kata yang tidak bisa aku ucapkan karena jarak dan waktu. Ada rasa yang tidak bisa tersampaikan karena perbedaan. Dengan tulisan ini aku hanya berpegang teguh pada apa yang aku rasakan saat ini.

Memang terkesan egois bila logika terkalahkan oleh sebuah perasaan yang entah sampai kapan perasaan rindu ini selalu ada. Aku tahu sipat manusia itu pasti berubah, bahkan perubahan itu bisa menyakitkan. Mendengar kabarmu saja itu sudah cukup mengobati rasa rindu yang tidak pernah kusampaikan sampai saat ini.

Mungkin kamu bahkan tidak pernah tahu bahwa di hati ini selalu ada rindu tentangmu yang aku simpan. Namun tetapi Aku selalu menutupnya dengan begitu rapat sehingga kamu tidak pernah tahu bahwa aku masih sama seperti dulu.

Bulan Januari masih sama seperti desember yang lalu. Suasana hati ini begitu masih terasa kelabu, karena pada waktu itu hujan turun hampir setiap harinya, sehingga rindu ini selalu datang dan menghantuiku.

Beberapa kota di daerah jakarta sedang dilanda banjir sehingga waktu itu sangat begitu mengganggu aktivitas pekerjaan dalam sehari-hariku, Namun tetapi bisa melihatmu waktu siang diatas balkon rumah susun itu, perasaan ini cukup mengingatkanku pada keyakinan yang aku pegang selama ini. (Bahwa akulah kekasih terbaikmu)

Seingatku ada senyum kecil yang tersungging di bibirmu. Entah itu kamu sedang mengingatku atau pria lain. Selayaknya seperti sebuah memori yang selalu menyimpan data-datanya, tetapi aku disini selalu menyimpan semua kenangan kecil yang pernah aku rasakan disaat bersamamu diwaktu dulu.

Aku ingat kamu pernah menyinggung tentang hujan yang akan selalu mengingatkan aku tentangmu. Kamu bilang karena hujan yang mempertemukan kita.

Sayangnya kamu salah, bukan hujan yang mengingatkanku, tapi karena kamu terlalu sering membuat aku berpikir seolah-olah hujanlah yang menyimpan memori kita.

Kamu bilang, Bukan hujan.! Ya, aku yakin bukan hujan... Tetapi karena hujanlah yang mengundang rindu yang selama ini yang selalu mengingatkanku pada sebuah pertemuan pertama aku dan kamu diwaktu dulu.

Jadi apabila kamu mengingat masa lalu tentangku, salahkanlah masa lalu itu, jangan salahkan aku yang disini berharap kembalinya tentangmu.

Baca juga
Gabung dalam percakapan

Posting Komentar

Iklan Parallax